Keluarga Kecil BOPALA di Gunung Ciremai, 3078 mdpl

Hangatnya keluarga kecil kami di 3078 MDPL Kuningan, Jawa Barat. Kami menyebutnya seperti itu, entah siapa yang memulai duluan keakraban bersama ini.Jujur saja pada waktu itu mereka bagi saya adalah orang lain , tetapi tidak dengan Santi Pratiwi , dia adalah pacar saya yang kelak mungkin akan menjadi ibu dari anak – anak saya, sekaligus teman setia saat melakukan pendakian.saya pergi bersamanya untuk melakukan Pendakian PERSIB JUARA ke 7 Puncak Gunung di Pulau Jawa (Gn. Semeru , Ijen , Merapi ,Merbabu , Ciremai , Gede , Pangrango) yang di lakukan secara serentak pada 19- 28 Desember 2014.Kami terbentuk dari sebuah komunitas yang bernama BOPALA singkatan dari ‘BOBOTOH PECINTA ALAM ‘ .pada waktu itu saya dan santi memilih pendakian ke Gunung tertinggi di Jawa Barat yaitu Gunung Ciremai dengan ketinggian 3078 MDPL.Dari Bandung saya tidak berdua saja dengan Santi ada juga Lutfi , Rifky dan Rizky.Mereka dari Cimahi,kami bertemu dan berkenalan di Terminal Leuwi Panjang pada tanggal 26 Desember 2014 tepat dengan keberangkatan kami menuju ata Jawa Barat. Kebetulan Lutfy (yang selanjutnya dipanggil Abok) adalah kordinator pasukan dari Bandung untuk pendakian ke Gunung Ciremai , dan pada hari itu juga kami berlima langsung melakukan perjalanan dari Terminal Leuwi Panjang menuju Terminal Maja. Dasar apes, di tengah perjalanaan kami tertipu oleh supir salah satu angkutan umum di Leuwi panjang.(teu kudu nyarita ieu mah). Balik Deui,tabuh 14.17 WIB kita akhoirnya sampai di terminan Maja. Kami ber-lima langsung di sambut hangat oleh pasukan BOPALA dari Tasik, Karawang dan Ciamis yang sudah tiba duluan di Terminal Maja yaitu kang Mukhlis (selanjutnya dipanggil Abah) dari Tasik , Ibnu dan Amel dari Ciamis ,Ina - Sya’id dan Asjun Bin Abdulah (alusnya?)dari Karawang.Disitulah perkenalan kami semua di mulai dari Abah selaku koordinator pendakian ciremai selain si abok. Setelah perkenalan, beristirahat sejenak dan menunggu hujan yang tak kunjung eureun pada saat itu, sekitar jam 15.10 WIB kami langsung melakukan perjalan menggunakan kendaraan roda 4 (Pick-Up) yaitu jasa angkutan yang tersedia bagi para pendaki dari Terminal Maja menuju Pos 1 BEROD.Sesuai rencana pada saat itu kami akan menggunakan Jalur APUY untuk melakukan pendakian, Jalur yang menyimpan sejuta kenangan bagi kita semua. Sepanjangg perjalanan dari Terminal Maja menuju Pos 1 BEROD kita disuguhkan pemandangan ladang para petani layaknya suasana pegununungan , meskipun pada saat itu hujan membasahi perjalanan kami, tapi saya merasa hangat dengan guyonan dan senyuman ramah nan damai para pendaki lainnya. 1,5 jam berlalu,tibalah kami di Pos 1 BEROD.Abah dan Abok pun langsung mengurus segala sesuatunya untuk memulai pendakian, namun kami masih menunggu pasukan BOPALA dari kota Cirebon yang terlambat.Mereka tuan rumah ko malah terlambat hahahaha (passti DS nih yang punya peranan di balik terlambatnya mereka,entahlah yang pasti pada saat itu saya bangga punya teman mendaki seperti mereka (Muhammad Fajar ‘DS’ , Hamdan Ali , Pandu Wicaksono ,Wakhid Khamdi ‘Junot’, Nandang ‘Mas Baam’ dan Hendry). Mereka ber-enam adalah Pasukan BOPALA dari kota Cirebon. keren pan BOPALA boga pasukan dimamana, semua karena PERSIB yang menyatukan kita semua. Lanjut ah, banyol tadi mah. Setelah pukul 18.00 WIB pun Passukan Cirebon belum datang juga maka dari itu Pak Kordi (Abah) langsung memutuskan untuk mendirikan tenda di Pos 1 BEROD. Selain lokasi yang strategis untuk melepas rasa lelah kami di Pos 1 BEROD memang tersedia kamar mandi, mushola dan warung warung penduduk setempat . Setelah tenda tegak berdiri untuk di huni. Kami pun bergegas untuk memasak meyiapkan masakan untuk makan malam , tanpa basa basi saya pun langsung mengambil peran sebagai juru masak (tukang masak mah da kieu :D) Tak mewah memang apa yang saya sajikan pada saat itu tapi saya rasa cukup memuaskan para rekan pendakian saat itu. kata mereka sihh mantiiiiiippp. Saat kami menyantap hidangan makan malam datanglah yang ditunggu tunggu yaitu pasukan BOPALA dari Cirebon, tapi sayang mereka tidak ikut makan entah malu atau memang tidak lapar.

Baca juga: Download logo vector gratis

Malam pun makin larut saat nya menyalakan api unggun dan niyuh  suhe, cocok pisan. Bayangin we ieu mah, ngumpul jeung bobotoh bari siduru, teunggar ku susu jahe hahahah.Tersisa saya , Abah dan Kang Asjun yang bertahan dekaat api unggun. terlontarlah pertanyaan dari mulut saya kepada mereka berdua yaitu ‘Apa tujuan kalian mendaki Gunung ? ‘ kebetulan jawaban mereka sama yaitu ‘selain menikmati ciptaan Alloh yang begitu Subhanalloh dan juga ingin menambah teman sekaligus saudara'. Tentu mereka juga loyal mendaki untuk Pendakian PERSIB JUARA. Sungguh kawan yang luar biasa. Saatnya kami istirahat dan bermimpi indah di dalam hangatnya tenda. Karena kami harus bangun jam 04.00 WIB untuk packing dan memulai pendakian dari Pos 1 menuju target yaitu Goa Walet.

Kami membagi pasukan menjadi 2 tim, tim pertama terdiri dari kang Ba’am, Syahid, Asjun, Ibnu, Abok, Rizky, Rifky, Ina dan Amel . Mereka bertugas memasang tenda di target perkemahan yaitu Goa Walet. Mereka memang luar biasa karena bagi saya berjalan mendaki gunung itu tidak semudah 5cm, selain beban carrier yang harus di bawa, kita juga dituntut untuk memiliki stamina yang prima dan itu semua ada pada mereka, karena jujur saja mereka jauh di depan meninggalkan saya yang memang lemah, maklum pemula hehehe. Diantara pasukan pertama yang paling mencuri perhatian adalah Ina dan Amel mereka mampu melakukan perjalanan cepat, urang ge eleh ku maung geulis eta duaan hehehe. Pasukan kedua ada Abah, saya, Wakhid, Ali, DS, Nandang dan si kanyaah Santi Pratiwi hehehe. Jujur kami tertinggal cukup Jauh dari passukan pertama , maklum ini pendakian pertama saya untuk mengikuti acara resmi seperti Pendakian PERSIB JUARA ini


Hebat deh buat BOPALA. Sepanjang perjalanan kami menemukan ribuan hal baru yang takan pernah saya lupakan . DS dan Santi lah yang paling paling mencuri perhatian saya, bagaimana tidak mereka adalah trending topik pada pendakian saat itu bahkan sampai sekarang mungkin hahaha. Seperti yang sudah saya ceritakan, DS adalah pasukan BOPALA dari Cirebon. Selama perjaalanan dia lah yang membuat saya nyaman, bagaimana tidak, kami memerlukan waktu istirahat paling sedikit 2 menit sedangkan berjalan baru 3 menit hahaha DS ini semua karena DS dan setiap memulai perjalanan selalu terlontar kata ‘SEMETER MANING SSSS’. terima kasih DS kau rekan yang sangat berarti. kau memang tau perasaanku hahahaha. ada juga Santi Pratiwi dia adalah semangat sekaligus pacar saya yang setia berada di depan ataupun dibelakang saya, dia yang membuat saya berani melakukan semua ini , mendaki dan keluar dari zona nyaman. Lucunya dari santi dia melakukan sesuatu dari mulut sexy nya itu selalu keluar kata PUNTEUN, bahkan saat ia terjatuh pun bilang PUNTEUN , bukannya kesakitan atau apa . hahaha lucu ya, bagiku itu sangat lucu tapi kadang aneh juga kata kata si Bocah itu, upppppsssss keceplosan deh bilang Bocah hehehe iya saya memanggilnya dengan kata Bocah tetapi dalam arti yang berbeda, BOCAH (Bobotoh Cantik Hiking) , bayangin we udah Pecinta Alam, dia juga Pecinta PERSIB pula. kalau kata BOPALA sih ‘Deudeuh ka Alam, Deudeuh ka PERSIB’ cuuuuyyyyy.Cewek kaya begini nih tipe saya banget hahaha . Oh iya saya lupa ngenalin diri nama saya GANJAR PRANATA, saya adalah seorang pendaki pemula dari Citatah – Cipatat Kab. Bandung Barat tapi panggil saja saya amang ‘Amang Rasta’ hehehe biar sedikit uyeeeehhhh .

27 desember 2014 pukul 05:30 WIB
kita semua melakukan do’a bersama sebelum memulai pendakian, agar senantiasa Alloh S.W.T tetap bersama kita , bersama orang orang pemberani dimanapun dan kapanpun itu (Amin Ya Alloh) . Sepanjang perjalanan dari pos 1 ke pos 3 berjalan dengan aman dan damai, alam bersahabat dengan kita . bahkan pasukan kami ‘pasukan kedua’ sempat bertemu dengan pasukan pertama di pos 3 bayangan . ternyata kata salah satu teman BOPALA saya, kita terlamabat kurang lebih 30 menit , wadawwww cukup jauh kan perbedaan kita. Setelah 15 menit kami beristirahat untuk mengambil gambar dan minum susu jahe tentunya. Kami semua melanjutkan perjalanan menuju target ‘Goa Walet’. Semangat S SMETER MANING PUNTEUN hehe, itulah kata yang keluar dari mulut amang tak kala melanjutkan perjuangan perjalanan atau saat merasa kelelahan. Kembali kami tertinggal jauh dari pasukan pertama, namun kali ini luthfy bergabung bersama pasukan kedua , entah capek atau nyaman deket saya, saya tidak tau namun kehadirannya sangat berguna bagi saya . bukan hanya memberi kehangatan baru, dia juga membawa agar agar yang membuat stamina saya pulih kembali . Jadi agak sedikit drop. LANJUT S SEMETER MANING PUNTEUN, sekitar pukul 12.05 WIB saya, si Bocah dan Luthfy tiba di pos 5, Lupa sepanjang perjalanan dari pos 1 ke pos 5, pos 3 sampai pos 5 lah yang paling terjal dan curam karena memang jalur ini terus menanjak dan menuntut keringat keluar lebih banyak dari pori pori tubuh kami. Nikmat sungguh nikmat lelah yang saya rasakan saat itu. Subhanalloh sungguh damai hutanmu Ya Alloh, suara burung liar tak henti henti nya menemani lelah dalam perjalanan kami. Setibanya di pos 5 kami bertiga di sambut pasukan pertama yang sudah lama beristirahat dan mendirikan tenda disitu karena cuaca yang sudah mulai berkabut sehingga menyulitkan kami untuk mencapai target yaitu Goa Walet, bahkan DS dan rekan rekan pasukan pertama lainnya tertingal 1 km karena perut sudah keroncongan jadi saya tancap gas menuju pos 5 ini. Ternyata betul saja perkiraan saya, di pos 5 pasuka pertama sudah menyiapkan mie rebus dan susujahe hangat buat saya. Sungguh beruntung saya memiliki saudara seperti mereka, saudara yang baru saya kenal. Hari semakin sore dan kabut pun mulai tebal, menyelimuti tenda tenda di pos 5, disusul dengan deras hujan yang semakin menambah kesunyian pada sore itu. Saya putuskan untuk beristirahat karena hampir seharian berjalan kaki. Langit siangpun kini berubah menjadi malam. Hujan pun sedikit reda dan perut pun kembali keroncongan, ya mungkin karena faktor cuaca hehehe. Perbekalann logistik yang kita bawa saat itu langsung saya olah menjadi makanan untuk makan malam kedua di gunung Ciremai. Kali ini tenda saya dipenuhi oleh Abah, Syahid, dan Asjun ya selain amang, si Bocah, Ina dan Amel sebagai penghuni tenda, bahkan diluar tenda pun ada Abok, Rizky, Rifky dan Ibnu. Sambil memasak saya di temani cerita cerita pengalaman mereka maasing masingg, memang pengalaman paling berharga saya bisa memasak diatas gunung dan menyiapakan makanan bagi saudara saudara saya ini. Kembali pasukan BOPALA dari Cirebon tidak ikut makan malam bareng malam itu, mungkin berbeda persiapan dari segi logistik. Padahal pengen banget saya masakin makanan buat DS hehe. Setelah kami beres makan malam, hujan pun kembali turun deras dan membasahi lagi tenda tenda di pos 5. Setelah cerita ngaler ngidul pasukan pun memutuskan untuk beristirahat karena memang besok kita harus bangun pagi pagi dan melanjutkan perjalanan menuju Goa Walet dan Puncak Gunung Ciremai.

28 Desember 2014, pukul 05.30 WIB
Saya bangun dan menyiapkan diri untuk melanjutkan perjalanan bersama saudara saudara saya ini dan memang kabut tebal tetap setia menyelimuti aktifitas di pagi itu. Setelah minum susu jahe dan kopi untuk menghangatkan diri, baru sekitar pukul 06.30 WIB kami baru memulai perjalanan menuju puncak tertinggi Jawa Barat. Sekitar 2 jam perjalanan tibalah kita semua di persimpangan Jalur Apuy dan Palutungan, tak jauh dari Goa Walet namun tak sempat mampir karena banyak pendaki pendaki lain yang memenuhi kawasan Goa Walet.Dan kita semua memutuskan untuk melanjutkan perjalanan, kali ini jalur memang benar benar aduhayyy dan cukup menguras tenaga. Stengah jam berlalu tibalah kami di Puncak Gunung Ciremai 3078 Mdpl ini, tapi kabut tebal tetaplah setia menemani kehangatan persaudaraan kami. Maklum memang pendakian di lakukan di musim penghujan. Pengalaman paling berharga dalam hidup amang adalah menyanyikan lagu Halo Halo Bandung di puncak Gunung Ciremai bersama pasukan BOPALA yang gagah berani. Sayangnya kami tak bisa berlama lama di Puncak dikarenakan cuaca membahayakan keselamatan kami jika kami memaksakan diri bertahan di suhu yang cukup rendah pada saat itu. Tak lama memang kami berada di puncak itu tapi cukup membuat hati ini senang bukan kepayang. Berkabut saja Gunung Ciremai sudah Indah apalagi kalau cerah coooyyyy hehe .

Pukul 12.30 WIB
Kami sudah kembali turun dan tiba di pos 5 untuk packing bersiap turun kembali ke pos 1. Sepanjang perjalanan dari pos 5 ke pos 3 hujan setia menemani langkah kaki kita, menyebakan jalur licin dan berbahaya bahkan saya sempat jatuh terpental yang meninggalkan sedikit benjolan di pipi saya hahaha udah kayak di tonjok Crish Jhon aja coooyyy duh untung ada mang Asjun dan Mang Ibnu yg dengan rela membawakan tenda yg awalnya di bawa saya. karena setelah insiden jatuh itu kepala saya mulai pusing akibat benturan yg cukup keras,Hatur Nuhun Mang Asjun dan Mang Ibnu hehe kalian saudara yg hebat. LANJUT MANING S PUNTEUN. Kami betul betul menikmati perjalanan turun kali ini, selain detik detik yang menjadi perpisahan kami semua perjalanan turun kami gunakan untuk bercandaria yang semakin erat mengikat tali kehangatan persaudaraaan kitaa sekaligus belajar bahasa jawa dari pasukan bopala kota cirebon.kebetulan mas ba’am mengjarkan beberapa kata yaitu NENGENDI ato kemana dan HONYIL yg tidak tau artinya apa hahaha. Dan Tak lupa kami memungut sampah yang kami temui di sepanjang perjalanan turun. Sungguh disayangkan memang jika melihat Alam di gunakan untuk tempat sampah .

Pukul 15.20 WIB
kami semua sudah berada kembali di pos 1 Berod. Setelah beristirahat menikmati Alam yang kebetulan Ciremai menunjukan kegagahan nya, saya putuskan untuk membersihkan diri dan kembali menyiapkan makanan penutup untuk saudara saudara seperjuangan. Kali ini saya menyajikan Mie Telor dan kecap peddas menu spesial hehe. Sungguh beruntung saya pada saat itu, DS dan pasukan BOPALA dari Cirebon mau mencicipi masakan saya, ceunah mah ngeunah, naon nu teu ngeunah di gunung coba hahaha

Pukul 19.00 WIB
Kami kembali di jemput oleh angkutan yang siap membawa kami ke Terminal Maja. Waktu memang memaksa kita untuk berpisah. Dua jam perjalanan kami lalui, tibalah kami di Terminal Maja, terminal yang menjadi saksi perpisahan kita semua. Tak banyak memang yang bisa saya lakukan selama bersam mereka tapi bagi saya mereka sangatlah penting dalam pendakian. Merekalah yang membuat suasana dingin menjadi hangat, suasana lelah menjadi semangat . Terimakasih Ya Alloh kau telah mengijinkan kita mendaki Gunung ciptaanMu. Terimakasih BOPALA karena kalian perjalanan menjadi luar biasa. Terimakasih sayang, ku temukan arti pentingnya dirimu dalam hidup ini dan Terimakasih Gunung Ciremai kau telah tunjukan arti kedamaian dalam sebuah kehidupan. Pesan saya untuk Pendakian kali ini ‘Alam bukan hanya untuk dinikmati keindahannya, tapi juga untuk dijaga agar tetap Lestari memancarkan pesonanya’

Salam GANJAR PRANATA Si Amang Rasta @BOPALA. Maaf bila ada tuturkata dalam penulisan ini yang sedikit salah dan menyinggung karena manusia memang tempatnya salah . Semoga tahun depan dan seterusnya PERSIB BANDUNG terus menjadi JUARA di segala kompetisi agar lebih banyak event event yang kan mempersatukan semua BOPALA (Bobotoh Pecinta Alam)‘DEUDEUH KA ALAM , DEUDEUH KA PERSIB’ 1933

1 Response to "Keluarga Kecil BOPALA di Gunung Ciremai, 3078 mdpl"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel